Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

A Piece of Cake

Seorang anak perempuan berkata pada ibunya bahwa yang dihadapinya semua tidak baik. Dia gagal di ujian matematika... kekasihnya pergi begitu saja... direbut oleh sahabatnya... Menghadapi kesedihan itu, seorang ibu yang baik tahu untuk mengembalikan semangat anak perempuannya... “Ibu membuat kue yang lezat,” katanya sambil memeluk anaknya dan mengajak ke dapur, berharap melihat kembali senyum buah hatinya. Ketika ibunya mempersiapkan bahan-bahan pembuat kue, anaknya duduk di seberang dan memperhatikan dengan seksama. Ibunya bertanya, “Sayang, kamu mau mama buatkan kue?” Anaknya menjawab, “Tentu ma. Mama tahu aku suka sekali kue.” “Baiklah...” kata ibunya, “Ini, minumlah minyak wijen.” Dengan terkejut anaknya menjawab, “Apa?!? Gak mau!!!” “Bagaimana kalau kamu makan beberapa telur mentah?” Terhadap pertanyaan ini anaknya menjawab, “Mama bercanda yah...” “Bagaimana kalau mencoba segenggam ... baca selengkapnya di A Piece of Cake Cerita Motivasi dan Inspirasi Nom

Korban Lautan

Setelah beberapa lagu pujian seperti biasanya pada hari minggu, pembicara gereja bangkit berdiri dan perlahan-lahan berjalan menuju mimbar untuk berkhotbah. "Seorang ayah dan anaknya serta teman anaknya pergi berlayar ke samudra Pasifik", dia memulai, "ketika dengan cepat badai mendekat dan menghalangi jalan untuk kembali ke darat. Ombak sangat tinggi, sehingga meskipun sang ayah seorang pelaut berpengalaman, ia tidak dapat lagi mengendalikan perahu sehingga mereka bertiga terlempar ke lautan." Pengkotbah berhenti sejenak, dan memandang mata dua orang remaja yang mendengarkan cerita tersebut dengan penuh perhatian. Dia melanjutkan, "Dengan menggenggam tali penyelamat, sang ayah harus membuat keputusan yang sangat sulit dalam hidupnya....kepada anak yang mana akan dilemparkannya tali penyelamat itu. Dia hanya punya beberapa detik untuk membuat keputusan. Sang ayah tahu bahwa anaknya adalah seorang pengikut Kristus, dan dia juga tahu bahwa teman anaknya bukan.

Kemudahan Itu Ada Setelah Kesulitan atau Bersama Kesulitan?

Oleh: Ardian Wahyudi Pernahkan Anda mengalami kondisi di mana ban mobil Anda bocor di jalan tol sementara Anda memiliki agenda rapat penting yang melibatkan keuntungan proyek ratusan juta rupiah yang akan segera dimulai? Atau pernahkah Anda terjebak pada kondisi di mana anda berada di dalam bus menuju ke bandara di mana pesawat Anda akan segera berangkat tetapi Anda terjebak di dalam kemacetan lalu lintas? Kira-kira bagaimana sikap dan reaksi Anda? Untuk kasus pertama jika sikap anda Adalah dengan segera membuka pintu mobil, memasang segi tiga pengaman di belakang mobil Anda, lalu mengambil dongkrak dan ban pengganti, kemudian menyingsingkan lengan baju putih Anda dan segera bercucuran keringat mengganti ban mobil Anda. Setelah beres mengganti ban mobil, Anda memacu kendaraan Anda 150 km/jam menuju tempat rapat dan masih untung tiba dengan kondisi sehat, tetapi sesampainya di sana tanpa merapikan baju, Anda berlari menuju resepsionis dan di depan resepsionis tersebut Anda mengatak

Harga Sebuah Mujizat

Sally baru berumur 8 thn ketika dia mendengar ayah dan ibunya berbicara tentang kakaknya Georgi. Kakaknya sakit dan mereka telah melakukan semuanya untuk menyelamatkan nyawanya. Hanya pengobatan yang sangat mahal yang dapat menolongnya sekarang tapi itu tidak mungkin karena kesulitan keuangan keluarga tersebut. Sally mendengar ayahnya berkata, hanya mujizat yang dapat menyelamatkannya sekarang. Sally masuk kekamarnya dan mengambil celengan yang disimpannya, menjatuhkannya ke lantai dan menghitungnya dengan hati-hati. 3 kali dihitungnya hingga benar-benar yakin tidak salah hitung. Dia memasukkan uang koin tsb kedalam saku sweaternya dan menyelinap meninggalkan rumahnya untuk menuju ke sebuah toko obat. Dengan penuh kesabaran, ditunggunya si apoteker yang tengah sibuk berbicara dengan seorang pria. Si apoteker tidak melihatnya karena dia begitu kecil. Hal itu membuat Sally bosan dan dia menghentak-hentakan kakinya ke lantai untuk membuat kebisingan. Si apoteker melongokkan kepalanya

Ketika Putus Asa Dalam Menulis

Mungkin bagi pemula rasa putus asa muncul ketika menemui hambatan dalam memulai menulis. Hambatan yang muncul yaitu kurang percaya diri, takut salah, memvonis diri tidak bisa menulis dan lain-lain. Apa yang akan kita lakukan saat kita putus asa? Teruslah menulis. Kita boleh putus asa tetapi kita tidak boleh berhenti. Seperti halnya nasehat yang mengatakan:”Teruslah berjalan meski kamu dalam keputusasaan.” Tulislah apa yang ada dalam imajinasi, perasaan dan pengetahuan Anda. Meskipun Anda dalam menuliskan itu semua penuh dengan ketakutan akan pendapat orang mengenai ide-ide Anda, takut ditertawakan, takut salah, tidak percaya diri dan sebagainya. Yang penting Anda tulis dulu.Ini hal yang sangat berharga. Sehingga Anda akan lebih mudah dalam melakukan perbaikan-perbaikan seiring dengan bertambahnya pengetahuan Anda. Maka banyak membaca, diskusi dan merenung atau melakukan refleksi diri akan sangat membantu. Putus asa biasanya bermakna negatif. Putus asa biasanya berhenti dan menyerah da

Rahasia Umur Manusia

Ketika Tuhan menciptakan kerbau, Tuhan memberikan umur 50 tahun kepada kerbau. Kerbau yang kerjanya membajak sawah, bekerja keras, akhirnya bilang pada Tuhan, ?Tuhan, saya tidak perlu umur terlalu lama 50 tahun bekerja keras membajak sawah. Saya cukup 20 tahun saja umurnya.? Mendengar permintaan ini, akhirnya Tuhan mengabulkan. Kerbau dikasih umur 20 tahun. Ada sisa 30 tahun. Selanjutnya Tuhan menciptakan monyet. Monyet diberikan umur 20 tahun. Monyet yang lucu ini menghibur manusia. Namun monyet juga protes, dia bilang, ? Tuhan, saya terlalu lama kalo dikasih umur 20 tahun untuk menghibur manusia, saya minta 10 tahun saja.? Mendengar permintaan ini, akhirnya Tuhan pun mengabulkan. Ada sisa 10 tahun. Selanjutnya Tuhan menciptakan anjing, dan diberikan umur 20 tahun. Anjing ini bertugas menjaga. Namun, sama seperti kerbau dan monyet, anjing ini cuma minta umurnya 10 tahun. Mendengar permintaan ini, Tuhan pun mengabulkan. Selanjutnya Tuhan bilang pada manusia, ?Kamu ma